Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) melalui Kartu Karya Tulis Guru (KKTG) untuk Guru Indonesia Lebih Baik

Data dari Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011 yang di keluarkan oleh UNESCO diluncurkan di New York indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara.
Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri maupun swasta ternyata hanya 28,94%. Guru SMP negeri 54,12%, swasta 60,99%, guru SMA negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK negeri 55,91 %, swasta 58,26 %.
Hal ini juga terkait dengan rendahnya minat menulis pada diri guru. Minat menulis ini tentunya sangat berkaitan dengan minat membaca. Karena minat baca masyarakat intelektual seperti guru akan berpengaruh terhadap taraf kecerdasan dan kekritisan berfikir dalam menghasilkan karya tulis yang berkualitas serta bagaimana ia mendidik siswanya di sekolah.
Padahal dulu untuk mencari ilmu membutuhkan usaha keluar masuk perpustakaan, membaca buku, dan mencatatnya. Sekarang dengan adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) proses mencari ilmu begitu mudah dijangkau. Cukup buka www.google.com dan ketik kata kunci yang kita butuhkan, maka ratusan bahkan ribuan sumber ada di depan mata.
Untuk guru yang sedang sertifikasi, naik tingkat, dan yang mendapat tugas menulis hal ini tentu berita yang menggembirakan.
Namun dengan mudahnya akses teknologi ini pula rawan terjadi plagiasi. Kita bias dengan mudah copy paste karya orang.
Untuk itulah perlu dibuat Kartu Karya Tulis Guru (KKTG) yang berisi