twitter
rss



Hampir setiap satu bulan sekali aku selalu menentukan target-target yang harus kucapai. Ini kulakukan sebagai usaha agar lebih produktif dan tidak menyia-nyiakan waktu. Penentuan target ini tidak hanya kuterapkan untuk diri sendiri, tapi juga untuk murid-murid.

Untuk kelas yang kubina (kelas 1), ada target khusus dan target umum. Target khususnya bervariasi tergantung dari kemampuan masing-masing anak. Sedang target umumnya adalah hapalan Al-Qur’an, cinta membaca, cinta menulis, dan Enterpreuner. Target penghapal Al-Qur’an dipandu oleh seorang havidzah, yaiyalah diriku belum kompeten kalau masalah hapalan. Hehehe... jadi aku fokus pada tiga target lainnya.

Ada buanyaaakk pengalaman unik terkait target-target ini. Pertama target cinta membaca, ini kulakukan dengan cara memberi contoh kalau membaca itu mengasyikan. Kadang kalau tidak ada jadwal mengajar aku bisa terpekur sendiri membaca, beberapa murid mendatangi, “Ibu kok asyik banget sih?” tak lama kemudian dia duduk di sampingku untuk ikut membaca. Sharing cerita keren, tukar info judul buku yang pas buat mereka, saling pinjam-meminjami buku, dan membiasakan diri dengan hadiah buku.

Alhamdulillah hasilnya, hampir semua anak selalu membawa buku bacaan ke sekolah, saling pinjam meminjam, bahkan ada yang membelikan buku untuk sekolah J. Namun ketika rapat walimurid berlangsung, ada yang mengeluhkan, “Bu senang sekali ketika melihat anak saya senang membaca. Tapi karena keasyikan kadang dia lupa pekerjaan yang lain. Minta tolong diingatkan ya Bu,”

“Bu, anak saya sekarang selalu menunggu-nunggu akhir pekan, karena saat itulah saya mengizinkan dia membaca buku. Setiap akhir pekan dia selalu mengambil banyak buku di almari, menyebarnya, dan membaca,” wow sampai ada yang membaca pun di waktu khusus!

“Bu, minta tolong anak saya ditegur agar tidak menyebar buku di lantai ketika membaca. Kadang kalau keasyikan juga lupa waktu.” Glodhak... sepertinya aku over dosis deh nyebarin virus membacanya. Hehehe...

Salah satu hal yang menggembirakan adalah ketika ada anak yang kemampuan bacanya melebihiku. Tiap minggu ia pinjam 4-6 buku di perpusatakaan kota. Kok bisa? Padahal jatah pinjam perorang tidak sebanyak itu buku. Ya, dia memakai kartu perpus ummi dan abinya. Ehm... dan menjadi kebiasaanku setiap hari Jum’at selalu menggempur isi tas nya untuk ikut baca buku yang ia pinjam. Jum’at adalah jadwalnya untuk ke perpus.

Virus membaca sukses, meski ada yang overdosis ^_^, sekarang ganti virus menulis. Bagaimana caranya? Sering aku memamerkan buku yang ditulis anak seusia mereka, memberi motivasi kalau sebenarnya mereka pun bisa menulis buku sendiri, juga ‘memaksa’ dan memberi mereka tugas menulis. Awalnya mereka merasa berat, nulis lagi nulis lagi hehehe. Nulis yang tak sekedar nulis, aku selalu memberi mereka batas minimal dan tidak boleh ada kata yang sama yang letaknya berdekatan. Misalnya mereka terbiasa memakai kata lalu, lalu, lalu, lalu, terus, terus, terus, terus. Lha ini bisa disealng-seling dengan menggunakan kata kemudian, setelah itu, selanjutnya, dan kata lainnya.

Untuk variasi kugunakan beberapa game penulisan, misal puisi dan cerpen berantai, detektif yang sedang menyelidikan, estafet kata, dan lain-lain. Oh iya, selain menulis mereka juga kuminta memvisualisasikan apa yang mereka ceritakan, misalnya dengan membagi dua lembar A4, sebelah kiri kotak untuk gambar dan sebelah kanan cerita mereka. Untuk pemanasan mereka kuminta menceritakan ingin menjadi apa mereka kelak. Subhanallah jawaban anak kelas satu ini beragam.

Fayyas ingin menjadi ilmuwan, selain menjelaskan proses pembuatan robot rancangannya, ia juga menggambar robot unik itu. Azizah ingin menjadi pemilik rumah sakit, ia menggambar desain rumah sakit beserta fasilitas di dalamnya, Eca ingin menjadi guru, digambarnya perempuan berjilbab sedang menerangkan matematika di depan kelas. Asiya ingin menjadi pembuat fim anak, ia menggambar perempuan sedang sibuk di depan komputer, Rey ingin menjadi pemain bola, ia menggambar lapangan sepak bola yang berisi gambarnya dan teman-teman satu kelas melawan Malaysia, endingnya Indonesia menang J. Masih banyak gambar dan kisah seru meraka yang lain.

Selain menulis cerita, mereka juga berlatih mencipatakn lagu. Hasilnya… tak kalah dengan lagu anak-anak yang beredar. Untuk awal mereka membuat lagu dengan nada sama dengan lagu yang dikenal, selanjutnya mereka bias menciptakan nada dan lirik sendiri.

Waktu  bergulir, menulis sudah menjadi kebiasaan bagi mereka, ada yang kemana-mana selalu membawa buku dan pensil untuk mencatat pengalaman. Bahkan ada yang selama liburan tiap hari menulis, hasilnya hampir satu buku penuh dengan kalimat yang mereka rangkai. Wah kalah nih bu gurunya…

Ada juga yang unik, aku jadi tahu bagaimana kebiasaan keluarga masing-masing anak. Ups tidak usah diceritakan di sini hehehe… anak-anak itu lugu, ada hal yang tidak seharusnya ditulis ditulis juga… ^_^

Satu pencapaian luar biasa (kupikir) untuk aak kelas satu adalah ketika buku “Catatan Hati Pelangi” terbit. Buku ini berisi kumpulan pengalaman, puisi, dan lagu ciptaan mereka sendiri.

Dua target Alhamdulillah terealisasi, sekarang lanjut ke target Enterpreuner. Di As Salam pelajaran berangsung hari Senin sampai Jum’at, Sabtu adalah hari untuk pendidikan kharakter. Salah satunya Enterpreuner for Children. Kegiatan ini melatih mental anak menjadi pengusaha. Kegiatannya adalah jualan, untuk pertama mereka berjualan di teman dan orang tua teman-teman satu kelas. Pertemuan berikutnya mereka berjualan di TK, menawarkan dagangan di wali siswa murid TK. Hasilnya, ada beberapa anak yang sampai sekarang membawa barang dagangan ke sekolah, menjualnya ke teman-teman dan bu gurunya. Bahkan juga ada yang membuat buku berisi tulisan tangan dan gambarannya sendiri trus menjual buku sedergahana ini. Hal yang mengejutkan adaah, banyak dari teman-teman yang pesan.

“Bu, kegiatan Enterpreuner for Children sukses, Raka sekarang banyak pesanan buku,”

“Bu, aku jualan ini ya di koperasi,” ujar Azizah sambil membawa satu toples besar snack, susu, roti, dan lain-lain.

“Bu, aku bawa mainan dan kujual di teman-teman,” Hilmi dengan bangga menunjukkan robot dan mobil yang dibawanya.

Wow, bisnis benar-benar mengasyikan. Tak mau kalah bu guru juga membuat sesuatu untuk dijual. Hehehe…

Tak terasa satu tahun bersama mereka, anak-anak luar biasa As Salam. Anak-anak yang kucintai karena Allah ^_^. Robb terimakasih Kau pertemukan aku dengan mereka.

Hurriyah, 14 Agustus 2011

0 komentar:

Posting Komentar